GHAZWUL FIKRI (Perang Pemikiran)
Di zaman modern ini, sudah tidak zaman untuk musuh Islam menghancurkan seorang Muslim dengan senjata. Mereka beralih dengan menggunakan kalimat yang seolah benar tapi kenyataannya salah besar. Hal ini disebut dengan Ghazwul Fikri.
A.
DEFINISI DAN TUJUAN GHAZWUL FIKRI
- Definisi
Secara bahasa, ghazwul fikri terdiri
dari dua suku kata yaitu ghazwah dan fikr, ghazwah berarti serangan, serbuan atau
invasi. Sedangkan fikr berarti pemikiran. Jadi, secara bahasa ghazwul fikri
diartikan sebagai invasi pemikiran atau perang pemikiran.
Sebagian orang menyebut ghazwul
fikri dengan istilah perang ideologi, perang budaya, perang urat syaraf dan
perang peradaban. Intinya, ia adalah peperangan dengan format yang berbeda,
yaitu penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, tulisan, ide-ide, teori, argumentasi,
propaganda, dialog dan perdebatan.
- Tujuan
Upaya-upaya ghazwul fikri dari pihak
anti Islam terhadap umat Islam; Merusak akhlak, menghancurkan pemikiran,
melarutkan kepribadian dan menjatuhkan aqidah.
B.
METODE YANG DIGUNAKAN DALAM GHAZWUL FIKRI
Menurut para pakar yang mengkaji
tentang Ghazwul Fikri, ada beberapa cara atau taktik yang sering dilakukan oleh
orang kafir dan orang munafik, yaitu:
- Tasykik
Yaitu menimbulkan keragu-raguan dan
pendangkalan dalam jiwa kaum Muslimin terhadap agamanya. Yang menjadi sasaran
utama dalam metode ini adalah validitas sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur’an
dan Hadits. Berbagai teori bohong diungkapkan oleh para orientalis untuk
menimbulkan keragu-raguan akan kebenaran wahyu Allah. Mereka menuduh bahwa isi
Al-Qur’an adalah tidak rasional agar kaum Muslimin tidak lagi mengkajinya.
- Tasywih
Yaitu pengaburan. Adalah upaya orang
kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum Muslimin terhadap Islam dengan cara
menggambarkan Islam secara buruk. Sering kali mereka menyematkan gelar seperti
teroris, fundamentalis, ekstrimis, Islam garis keras dan lain-lain. Tentunya
julukan tersebut tidak hanya sebagai hinaan semata bagi kaum Muslimin,
melaimkan juga salah satu bentuk Tasywih agar kaum Muslimin mulai tidak bangga terhadap agamanya sendiri.
- Tadzwiib
Yaitu pelarutan. Pencampuradukan
antara pemikiran dan budaya Islam dengan pemikiran dan budaya jahiliyah.
Tujuannya jelas yaitu agar tidak lagi ada jarak pemikiran antara budaya Islam
dengan pemikiran budaya kufur, sehingga orang Islam tidak tahu lagi mana
pemikiran dan budaya Islam dan mana yang bukan.
- Taghrib
Yaitu pembaratan (westernisasi),
metode yang mendorong kaum Muslimin untuk menyenangi dan menerima pemikiran,
kebudayaan dan gaya hidur orang-orang barat. Taghrib berusaha leras untuk
mengeringkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum Muslimin dan mengisinya dengan
nilai-nilai barat yang menyimpang.
C.
KALIMAT-KALIMAT YANG BIASA DIGUNAKAN UNTUK MENYESATKAN
- Propaganda mengenai Shalat
“Buat apa shalat kalau riya tidak
ikhlas, karena tidak diterima oleh Allah. Lebih baik bersihkan hati dulu, nanti
kalau sudah ikhlas tidak riya, maka baru shalat agar diterima oleh Allah”.
Pembenaran: Shalat hukumnya wajib walau masih riya belum ikhlas, karena shalat
adalah kewajiban agama. Setiap Muslim, ikhlas ataupun riya, rela ataupun
terpaksa, tetap wajib mendirikan Shalat. Karena Shalat adalah tiang agama,
benteng dari segala perbuatan keji dan munkar.
- Propaganda mengenai Jilbab
“Lebih baik tidak pakai Jilbab tapi
hatinya baik, daro pada pakai Jilbab tapi hatinya busuk”. Kalimat ini bertujuan
untuk membenarkan pelepasan Jilbab dengan dalih yang paling baik hatinya.
Pembenaran: Jilbab adalah kewajiban agama, baik si pemakai berhati baik maupun
buruk, maka Jilbab tetap wajib dikenakan oleh para wanita Muslimah sesuai
dengan ketentuan syariat Islam. Jilbab adalah identitas Muslimah yang menjadi
benteng dari berbagai macam gangguan.
- Propaganda mengenai Politik
“Islam itu suci dan ulama itu mulia,
sedang politik kotor. Karenanya, jangan bawa Islam dan ulama ke dalam politik”.
Kalimat ini bertujuan untuk menjauhkan Islam dan ulama dari politik agar para
politisi bebas dan leluasa mengatur negara.
Pembenaran: Islam itu suci dan agama itu mulia, sedang politik itu pemtimg untuk mengurus negara dan bangsa. Rasulullah bersama Khulafaur Rasyidin telah mempraktikkan politik Islam yang benar lagi bersih untuk menjadi suri tauladan bagi segenap umat Islam.
- Propaganda mengenai Syariah
“Syariat Islam lebih tepat
diterapkan di zaman generasi terbaik para sahabat. Zaman sekarang generasi umat
Islam sedang lemah, sehingga tidak mampu menjalankan syariah yang begitu
paripurna. Karenanya, umat Islam saat ini jangan sibuk dengan perjuangan
penerapan syariah dulu, tapi harus fokus pada perbaikan diri”.
Pembenaran: Generasi sekarang wajib mencontoh para sahabat dalam menjalankan
syariah, sehingga bisa menjadi generasi terbaik. Ingat, dahulu para sahabat
sebelum masuk Islam merupakan generasi jahiliyah, lalu masuk Islam dan
menjalankan syariah Islam, sehingga menjadi generasi terbaik.
- Propaganda mengenai Kepemimpinan
“Lebih baik pemimpin kafir asal
jujur, adil, baik, cerdas dan pekerja keras, dari pada pemimpin Muslim yang
khianat, jahat, bejat, bodoh dan pemalas”. Kalimat ini bertujuan untuk
membolehkan orang kafir memimpin umat Islam di wilayah mayoritas Islam.
Pembenaran: Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Al-‘Ijma bahwasanya orang
kafir haram memimpin umat Islam di negeri Islam atau di wilayah mayoritas
Muslim. Lebih baik pemimpin Muslim yang jujur, adil, baik dan cerdas dari pada
pemimpin kafir yang jujur, adil, baik dan cerdas. Apalagi pemimpin kafir yang
khianat, jahat bodoh dan pemalas.
D.
SOLUSI UNTUK TERHINDAR DARI GHAZWUL FIKRI
- Pelajari sejarah Islam
- Tidak mudah percaya dengan berita yang
membingungkan sebelum dicari sumber kredibel yang benar
- Perbanyak dan perkuat ilmu Islam
- Berkumpul dengan orang shalih
- Berdakwah di jalan Allah
- Tinggalkan nafsu dan cinta dunia
- Amalkan Al-Qur’an dan Sunnah
Komentar
Posting Komentar